اوتوي سكَبِهانِى فُوجِى كَع فَتَاغْ فَرْكُورُو
ايكو كَاكوعَانِى الله
كَعْ معيرانى كَبيه عَالَمْ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اُلْعَالَمِيْنَ
Segala puji hanya kepada Allah Tuhan semesta alam
لن اِعْ ألله
يوون فِتولوع اِغسون
اِعتَسِى فِيرَا ٢ فرْكُورُو دُنْيَا
لن فَرْكُورُو اَكَامَا
وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُرِ اُلدُّنْيَا وَاُلدَّيْنِ
dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan untuk urusan dunia dan akhirat
لن موكا٢ فَارِيِع تَمْبَاهِى رَحْمَةْ
سَفَا الله
لن موكا فَارِيِع تَمْبَاهِى كَسْلَامَتَن
اِعتَسِى كوستى كِيْطَا
رُوفُانِى : نَبِى مُحَمَّدٍ
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاَتِمِ اٌلنَّبِيَّيْنَ
Dan shalawat Allah serta salam-Nya untuk junjungan kita Muhammad, Penutup para nabi
لَنْ كَلُووَارْكَانِى كَنْجعْ نَبِى
لن فِيرَا ٢ صَحَابَتِي كَنْجعْ نَبِى
هِيَا سكَبِيْهَانِي
وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
dan keluarganya dan sahabatnya semuanya
لَنْ اورَا اَنَا رِيْكَا دَايَا بيسا سُومِيعْكِيرْ سَكيع مَعْصِيَةْ اِيكُو مَوجَودْ
لَنْ اُورَا اَنَا قُوَةْ بِيسَا عِيبَادَهْ اِيكُو مَوجُودْ
كَجَابَا كلوَانْ فِيتُولُوعَنِي الله
كَعْ مَهَا لُوهُورْ
تٌورْ كَعْ مَهَا اَكُوعْ
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاُللهِ اُلْعَلِيِّ اُلْعَظِيْمِ
Dan tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa
اُوتَوي فِيرَا ٢ رُوكُونِي اِسْلاَمْ
ايكُو لِيْمَا
اُوتَوي اِيْكِي اِيْكُو فَصَلْ سُوِيْجِي
أَرْكَانُ اُلإِسْلامِ خَمْسَةٌ
Rukun Islam itu lima
رُوفُانِى : يكْسيني ستوهونى كلاكوهان
ايكو اورا انا فعيران كع واجيب دي سمباه ايكو موجود
كجابا كوستي الله
لن يكسيني ستوهوني نبي محمّد
ايكو دادي اوتوساني كوستي الله
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ
Bersaksi bahwa tiada ada tuhan kecuali Allah, sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah
لن جومنعاكي صلاة
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ
dan mendirikan sholat
لن عوويهاكي زكاة
وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ
dan menunaikan zakat
لن فوسو اِعدالم وُولان رمضان
وَصَوْمُ رَمَضَانَ
dan puasa Ramadhan
لن عباده حَجِّ ماراع بَيْتُ الله
كع كوواسا سفا من
مراع بَيْتُ الله
افاني : دالاني
هِيَا ووع
وَحَجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً
dan haji ke baitullah bagi yang telah mampu melaksanakannya
اُوتَوي فِيرَا ٢ رُوكُونِي ايمان
ايكو ننم
اُوتَوي اِيْكِي اِيْكُو فَصَلْ سُوِيْجِي
أَرْكَانُ الإِيْمَانِ سِتَّةٌ
Rukun iman ada itu enam:
bahwa beriman
kepada Allah
dan Malaikat-malaikat-Nya
dan kitab-kitab-Nya
dan Rosul-rosul-Nya
dan dengan hari
akhir
أنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ
Beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya, dan Rosul-rosul-Nya dan dengan hari akhir
dan dengan ketentuan
baik
dan buruknya
dari
Allah
Taala
وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللهِ تَعَالَى
dan dengan ketentuan baik dan buruknya dari Allah Taala
Adapun arti
“La ilaha illah”
yaitu
وَمَعْنَى لاَ إِلَهَ إَلاَّ اللهُ
Adapun arti “La ilaha illah”, yaitu:
Tidak ada Tuhan
yang berhak disembah
dalam
kenyataan
selain Allah
لاَ مَعْبُودَ- بِحَقٍّ فِيْ الْوُجُوْدِ- إِلاَّ اللهُ
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah dalam kenyataan selain Alloh
tanda-tanda
balig itu
ada tiga
yaitu:
عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌ
tanda-tanda balig itu ada tiga, yaitu:
Berumur
lima belas
tahun
laki-laki
atau perempuan
وَتَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِيْ الذَّكّرِ وَالأُنْثَى
Berumur seorang laki-laki atau perempuan lima belas tahun
Bermimpi (junub)
terhadap laki-laki
dan perempuan
ketika melewati sembilan
tahun
وَالاحْتِلاَمُ فِيْ الذَّكَرِ وَالأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ
Bermimpi (junub) terhadap laki-laki dan perempuan ketika melewati sembilan tahun
Keluar darah haidh
bagi perempuan
sesudah berumur sembilan
tahun
وَالْحَيْضُ فِيْ الأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ
Keluar darah haidh sesudah berumur sembilan tahun
Syarat-syarat
untuk beristinja
menggunakan batu
ada delapan, yaitu:
شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌ
Syarat boleh menggunakan batu untuk beristinja ada delapan, yaitu:
Menggunakan
tiga
batu
أنْ يَكُوْنَ بِثَلاَثةِ أَحْجَارٍ
Menggunakan tiga batu
Mensucikan dengan batu
tempat keluar najis tersebut
أنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّ
Mensucikan tempat keluar najis dengan batu tersebut
bahwa
tidak kering
Najis tersebut
أنْ لاَ يَجِفَّ النَجَسُ
Najis tersebut tidak kering
dan bahwa
tidak berpindah
وَأَنْ لاَ يَنْتَقِلَ
tidak berpindah
dan tidak terkena
perkara
lain
وَلاَ يَطْرَأَ عَلَيْهِ آخَرُ
tidak terkena perkara lain
dan tidak melewati
lubang kemaluan belakang
dan kepala kemaluan depan
وَلَا يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ
tidak melewati lubang kemaluan belakang dan kepala kemaluan depan
sungguh
tidak terkena
air
dan hendaknya
batu-batu itu
suci
أَنْ لاَ يُصِيْبَهُ مَاءٌ وَأنْ تَكُوْنَ الأَحْجَارُ طَاهِرَةً
tidak terkena air dan hendaknya batu-batu itu suci
Farldu-fardlunya
wudhu
ada enam, yaitu:
فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌ
Farldu-fardlunya wudhu ada enam, yaitu:
yang pertama
adalah Niat
الأَوَّلُ: النَّيَّةُ
yang pertama adalah Niat
yang kedua adalah
membasuh
muka
الثَّانِيْ:غَسْلُ الْوَجْهِ
yang kedua adalah membasuh muka
yang ketiga adalah
membasuh
kedua tangan
serta kedua lengan
sampai kedua siku
الثَّالِثُ: غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ
yang ketiga adalah membasuh kedua tangan serta kedua siku
yang keempat adalah
mengusap
sebagian
dari kepala
الرَّابعُ: مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِ
yang keempat adalah mengusap sebagian kepala
yang kelima adalah
membasuh
kedua kaki
beserta mata kaki
الْخَامِسُ: غَسْلُ الِّرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ
yang kelima adalah membasuh kedua kaki serta mata kaki
yang keenam adalah
tertib
السَّادِسُ: التَّرْتِيْبُ
yang keenam adalah tertib
niat adalah
mengiginkan
sesuatu
seraya bersamaan
dengan pekerjaannya
النِّيَّةُ قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِنَاً بِفِعْلِهِ
niat adalah mengiginkan sesuatu seraya bersamaan dengan pekerjaanya
dan tempatnya niat
adalah hati
وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ
dan tempatnya niat adalah hati
mengucapkan
niat itu
sunnah
وَالتَّلَفُّظُ بِهَا سُنَّةٌ
mengucapkan niat itu sunnah
dan waktunya niat adalah
ketika
membasuh
pertama
bagian
adalah wajib
وَوَقْتُهَا، عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِ
dan waktunya niat atalah ketika membasuh awal bagian wajib
dan tertib adalah
bahwa
tidak mendahulukan
suatu anggota
mengakhirkan anggota yang lain
وَالتَّرْتِيْبُ أَنْ لاَ يُقُدَّمَ عُضْوٌ عَلَى عُضْوٍ
tertib adalah tidak mendahulukan suatu anggota mengakhirkan anggota yang lain
air itu
sedikit
dan banyak
المَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌ
air itu sedikit dan banyak
sedikti itu
air yang kurang
dari dua qullah
فَالْقَلِيْلُ: مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ
sedikti itu air yang tanpa dua qullah
banyak itu
dua qullah
atau lebih
وَالْكَثِيْرُ: قُلَّتَانِ فَأكْثَرُ
banyak itu dua qullah atau lebih
dan adapun sedikitnya air
bisa menjadi najis
sebab jatuhnya
najis
kedalam air
walaupun
tidak berubah
وَالقَلِيْلُ: يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ، وَإِن لَمْ يَتَغَيَّرْ
air sedikit bisa najis sebab jatuhnya najis kedalam air, walaupun tidak berubah
dan air
banyak itu
tidak najis
kecuali
jika berubah
rasanya
atau warnanya
atau baunya
وَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ: لاَ يَتَنَجَّسُ إِلاَّ إذا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ، أَوْ لَوْنُهُ، أوْ رِيْحُهُ
air banyak itu tidak najis kecuali jiak berubah rasanya tau warnanya atau baunya
perkara-perkara yang mewajibkan
mandi itu
ada enam
مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌ
perkara-perkara yang mewajibkan mandi itu adalenam
memasukkan
kemaluan
ke vagina
إِيْلاَجُ الْحَشَفَةِ فِيْ الْفَرْجِ
memasukkan kemaluan ke vagina
dan keluarnya
mani
dan haid
dan nifas
dan melahirkan
dan mati
وَخُرُوُجُ الْمَنيِّ وَالْحَيْضُ وَالنَّفَاسُ وَالْوِلاَدَةُ وَالْمَوْتُ
dan keluarnya mani dan haid dan nifas dan melahirkan dan mati
Fardlu-fardlunya
mandi itu
ada dua
فُرُوْضُ الْغُسْلِ اثْنَانِ
Fardlu-fardlunya mandi itu dua
niat
dan meratakan
badan
dengan air
النِّيَّةُ وَتَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالمَاءِ
niat dan meratakan badan dengan air
Syarat-syaratnya
wudlu itu
ada sepuluh
شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ
Syarat-syaratnya wudlu itu ada sepuluh
Islam
dan tamyiz
الإِسْلاَمُ وَالتَّمْيِيْزُ
Islam dan tamyiz
dan suci
dari haid
dan nifas
وَالنَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ والنِّفَاسِ
dan suci dari haid dan nifas
dan dari perkara
yang mencegah
sampainya
air
ke kulit
وَعَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِ
dan dari perkara yang mencegah sampainya air ke kulit
dan hendaknya
tiada sesuatu
di atas tubuh
yang merubah
air
وَأَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ
dan hendaknya tiada sesuatu yang merubah air di atas tubuh
dan mengetahui
tentang di fardlukannya wudlu
وَالْعِلَمُ بِفَرْضِيَّتِهِ
dan mengetahui tentang di fardlukannya wudlu
dan hendaknya
tidak mengitikadkan
menjadi fardhu
dari fardhunya
sebuah kesunnahan
وَأَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فًرُوْضِهِ سُنَّةً
dan hendaknya tidak mengitikadkan sebuah fardlunya wudlu sebuah kesunnahan
dan air
yang suci
dan masuknya
waktu
وَالْمَاءُ الطَّهُوْرُ وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ
dan air yang suci dan masuknya waktu
dan terus-menerus
bagi orang
yang selalu hadast
وَالْمُوَالاَةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ
dan terus-menerus bagi orang yang selalu hadast
perkara-perkara yang membatalkan
wudlu itu
ada empat
perkara
نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ
perkara-perkara yang membatalkan wudlu itu empat perkara
yang pertama adalah
sesuatu yang keluar
dari
dua jalan
salah satu
dari qubul
atau dubur
kentut
atau sejenisnya
kecuali
mani
الأَولُ: الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ، مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ، رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ، إِلاَّ الْمَنِيَّ
yang pertama adalah sesuatu yang keluar dari salah satu dua jalan, dari qubul atau dubur, kentut atau lainya, kecuali mani
yang kedua adalah
hilangnya
akal
sebab tidur
atau lainnya
kecuali
orang yang duduk
yang menetapkan
tempat duduknya
di tanah
الثَّانِيْ: زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ،إِلاَّ قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَتَهُ مِنَ الأَرْضِ
yang keuda adalah hilangnya aka, sebab tidur atau lainya, kecuali orang yang duduk yang menetapkan tempat duduknya di tanah
yang ketiga adalah
bertemunya
dua kulit
orang laki-laki
dan perempuan
yang keduanya besar
yang sudah baligh
tanpa penghalang
الثَّالِثُ: الْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْيِ حَائِلٍ
yang ketiga adalah bertemunya dua kulit orang laki-laki dan perempuan, yang keduanya besar, tanpa pengalang
yang keempat
memegang
kemaluan
manusia
atau lubang
duburnya
dengan telapak tangan yang dalam
atau jari jari yang dalam
الرَّابعَ: مَسُّ قُبُلِ الآدَمِيِّ، أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ، أِوْ بُطُوْنِ الأَصَابعِ
yang keempat memegang kemaluan manusia, atau lobang duburnya, dengan telapak tangan yang dalam atau jari jari yang dalam
barang siapa batal
wudlunya
maka haram
baginya
empat
perkara
مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءْهْ حَرُمُ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشُيَاءَ
barang siapa batal wudlunya maka ia haram empat perkata
dan thawaf
shalat
الصَّلاَةُ وَالطَّوَافُ
shalat dan thawaf
dan memegang
mushaf
dan membawa mushaf
وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ
dan memegang mushaf dan membawa mushaf
dan haram
bagi orang yang junub
enam
perkara
وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ
dan haram bagi orang yang junub enam perkara
shalat
dan thawaf
الصَّلاَةُ وَالطَّوَافُ
shalat dan thawaf
dan memegang
mushaf
dan membawa mushaf
وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ
dan memegang mushaf dan membawa mushaf
dan menetap
di masjid
dan membaca
al Quran
وَاللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
dan menetap di masjid dan membaca al Quran
dan haram
sebab haid
sepuluh
perkara
وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرِةُ أَشْيَاءَ
dan haram sebab haid sepuluh perkara
shalat
dan thawaf
الصَّلاَةُ وَالطَّوَافُ
shalat dan thawaf
dan memegang
mushaf
dan membawa mushaf
وَمَسُّ الْمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ
dan memegang mushaf dan membawa mushaf
dan menetap
di masjid
dan membaca
al Quran
وَاللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
dan menetap di masjid dan membaca al Quran
dan puasa
dan talak
الصَّوْمُ وَالطَّلاَقُ
dan puasa dan talak
dan berjalan
di masjid
jika ia takut
mengotori masjid
وَالمُرُوْرُ فٍيْ المَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ
dan berjalan di masjid jika ia takut mengotori masjid
menikmati
antara
pusar
dan lutut
وَالاسْتِمْتَاعُ بَيْنَ السُّرَةِ وَالُّركُبَةِ
menikmati antara pusar dan lutut
yang membatalkan
tayammum itu
ada tiga
مُبْطِلاَتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ
yang membatalkan tayammum itu tiga
perkara yang membatalkan
wudlu
dan murtad
مَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ وَالرِّدَّةَ
perkara yang membatalkan wudlu dan murtad
menduga
air
jika ia tayammum
karena tidak ada air
وَتَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِه
menduga air, jika ia tayammum karena tidak ada air
yang
bisa suci
dari najis itu
ada tiga
الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌ
najis yang bisa suci itu tiga
arak
jika menjadi cuka
dengan sendirinya
الْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَا
arak jika menjadi cuka dengan sendirinya
dan kulit
bangkai
jika di samak
وَجِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبغَ
dan kulit bangkai jika di samak
dan yang menjadi
hewan
وَمَا صَارَ حَيَوانَاً
dan yang menjadi hewan
pembagian najis itu
ada tiga
النَّجَاسَاتُ ثَلاَثٌ
najis itu ada tiga
mugholladzoh
mukhoffafah
dan mutawassitha
مُغَلَّظَةٌ، وَمُخَفَّفَةٌ، وَمُتَوَسِّطَةٌ
mugholladzoh, mukhoffafah dan mutawassitha
mugholladzoh adalah
najis
anjing
dan babi
dan keturunan
dari salah satunya
الْمُغَلَّظَةُ: نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْغُ أَحدِهِمَا
mugholladzoh adalah najis kambign dan babi dan anaknya
mukhoffafah adalah
kencing
bayi laki-laki
yang
selain
asi
dan tidak sampai
dua tahun
وَالْمُخَفَّفَة: بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعِمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ
mukhoffafah adalah kencing bayi laki-laki yang belum makan selain asi, dan tidak sampai dua tahun
dan mutawassitah adalah
selain
najis-najis tersebut
وَالْمُتُوَسَّطَةُ: سَائِرُ النَّجَاسَاتِ
mutawassitah adalah selain najis-najis tersebut
najis mugholladzh
dapat disucikan
dengan tujuh
basuhan
setelah
menghilangkan
najisnya
salah satunya
dengan debu
الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلاَتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ
najis mugholladzh dapat suci dengan tujuh basuan, setelah menghilangkan najisnya, salah satunya dengan debu
najis mukhoffafah
dapat disucikan
dengan memercikan
air
sampai menang
terhadap najisnya
dan menghilangkan
najis
وَالْمُخَفّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشَّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِها
najis mukhoffafah dapat suci dengan memercikan air sampai menang dan menghilangkan najis
dan mutawassitah
terbagi
menjadi dua
ainiyah
dan hukmiyah
وَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ: عَيْنِيَّةٌ، وَحُكْمِيَّةٌ
dan mutawassitah terbagi menjadi dua: ainiyah dan hukmiyah
ainiyah yaitu
yang
memiliki warna
bau
dan rasa
maka harus
menghilangkan
warnanya
baunya
dan rasanya
الْعَيْنِيَّةُ: الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ، فَلاَ بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَونِهَا وَريِحِهَا وَطَعْمِهَا
ainiyah yaitu yang memiliki warna, bau dan rasa. maka harus menghilangkan warna, bau dan rasanya
hukmiyah adalah
yang
tiada warrna
dan tiada bau
dan tiada rasa
najis tersebut
cukup
mengalirkan
air
terhadapnya
وَالْحُكْمِيَّةُ: الَّتِيْ لاَ لَوْنَ وَلاَ ريْحَ وَلاَ طَعْمَ لَهَا، يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَا
hukmiyah adalah yang tiada warrna, bau dan rasa. cukum mengalirkan air
paling sedikit
Haid itu
sehari
semalam
أًقَلُّ الْحَيْضِ: يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ
Haid paling sedikit itu sehari semalam
mayoritas haid itu
enam
atau tujuh
وَغَالِبُهُ: سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ
mayoritas haid itu enam atau tujuh
dan kebanyakannya
lima belas
hari
beserta malam-malamnya
وَأَكْثَرُهُ: خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْماً بِلَيَالِيْهَا
haid paling banyak itu lima belas hari beserta malam-malamnya
paling sedikit itu
suci
di antara
dua haid
lima belas
hari
أَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمَاً
suci di antara dua haid paling sedikit itu lima belas hari
dan biasanya itu
dua puluh empat
hari
atau dua puluh tiga
hari
dan tiada batas
untuk paling banyak haid
وَغَالِبُهُ: أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً، أَوْ ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً وَلاَ حَدَّ لأَكْثَرِهِ
dan biasanya itu 24 hari atau 23 hari dan tiada batas untuk paling banyak haid
paling sedikit
nifas itu
satu kali
dan biasanya itu
empat puluh
hari
dan kebanyakannya
enam puluh
hari
أَقَلُّ النِّفَاسِ: مَجَّةٌ وَغَالِبُهُ: أَرْبَعُوْنَ يَوْمَاً وَأَكُثَرُهُ: سِتُّوْنَ يَوْمَاً
nifas paling sedikit itu satu kali dan biasanya itu 40 hari dan kebanyakan nifas itu 60 hari
udzur
shalat itu
ada dua
tidur
dan lupa
أَعْذَارُ الصَّلاةِ اثْنَانِ النَّوْمُ وَالنِّسْيَانُ
udzur shalat itu dua tidur dan lupa
syarat-syarat
sholat itu
ada delapan
شُرُوْطُ الصَّلاَةِ ثَمَانِيَةٌ
syarat-syarat sholat itu delapan
suci
dari dua hadas
dan suci
dari najis
di pakaian
badan
dan tempat
طَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِ وَالطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِيْ الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِ
suci dari dua hadas dan suci dari najis di pakaian, badan dan tempat
menutup
aurat
dan menghadap
kiblat
سَتْرُ الْعَوْرَةِ وَاسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ
menutup aurat dan menghadap kiblat
dan masuknya
waktu
dan mengetahui
tentang di wajibkanya shalat
وَدُخُوْلُ الْوَقْتِ وَالْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَا
dan masuknya waktu mengetahui tentang di wajibkanya shalat
dan tidak mengitikadkan
suatu kefardluan
dari beberapa kefardhuan shalat
sebuah kesunnahan
menjauhi
perkara-perkara yang membatalkan
وَأَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةً وَاجْتِنَابُ الْمُبْطِلاَتِ
dan mengitikadkan suatu kefardluan dari beberapa kefarduan shalat sebua kesunnahan menjahui perkara-perkara yang membatalkan